Banner 468 x 60px

 

Wednesday, January 31, 2018

Jalur Sanad Paling Shahih

0 comments
Artinya, paling sahnya beberapa isnad. Sebuah penilaian terhadap mata rantai sanad yang dinilai paling shahih. Menurut al-Mukhtar, penetapan paling sahnya sanad terhadap suatu isnad tidak bisa digeneralisasi. Sebab, ketidaksetaraan pada tingkatan shahih didasari oleh ketetapan atas terpenuhinya beberapa syarat shahih pada isnad. Tentunya, hal ini sulit untuk memastikan paling tingginya derajat shahih pada setiap syarat shahih. Baiknya, kata ath-Thahhan, kita tidak perlu memberi komentar hukum pada sanad bahwa ia adalah paling sahnya isnad secara Muthlak (ath-Thahhah: 32). Jika kemudian, ada beberapa ulama yang mengatakan demikian—sebagaimana telah maklum—itu didasari atas pendapat pribadi yang menurutnya isnad dalam suatu hadits yang dikomentarinya adalah paling kuat. Terlebih lagi, sebagaimana dikatakan oleh al-Hakim, perbedaan dalam penetapan Ashahh al-Asânîd oleh ulama didasari oleh perbedaan standar penetapan kategori Ashahh al-Asânîd antara yang mengacu pada sahabat tertentu atau tempat tertentu. Dari masing-masing keduanya ini masih ada perbedaan di antara mereka. Ulama memang berbeda pendapat dalam menentukan peringkat keabsahan hadits. Imam Ahmad dan Ishaq bin Rahawaih, misalnya, menetapkan jalur Ibn Syihab az-Zuhri, dari Salim bin 'Abdullah bin 'Umar, dari Ibn ‘Umar ra, dari Rasulullah, sebagai Ashahh al-Asânîd. Sementara Ibn Madiny dan al-Fallas menyatakan, jalur Muhammad bin Sirin, dari 'Abidah as-Salmani, dari 'Ali bin Abi Thalib, dari Rasulullah adalah jalur paling shahih. Kemudian Yahya bin Ma'in ( w. 233 H./848) menyatakan bahwa jalur Sulaiman al-A'masyi bin Ibn Ibrahim, dari Ibrahim bin Yazid an-Nakha'i, dari al-Qamah bin Qais, dari Abdullah bin Mas'ud, dari Rasulullah, sebagai jalur paling shahih. Sementara itu, pilihan Imam Bukhari ternyata berbeda dengan pilihan gurunya, Ishaq bin Rahuwaih. Beliau cenderung berpendapat bahwa jalur isnad paling shahih melalui Imam Malik bin Anas, dari Nafi' maula 'Umar, dari Ibn 'Umar, Rasulullah. Ada pula yang mengkhususkan jalur tertentu dari kalangan sahabat. Di antara mereka, ada yang berpendapat, khusus untuk hadits yang bersumber dari rekaman Abu Bakar ash-Shiddiq, jalur yang paling shahih adalah Abdullah bin 'Umar bin Hafsh bin 'Ashim bin 'Umar bin al-Khaththab, dari al-Qasim bin Muhammad bin Abi Bakar, dari 'Aisyah, dari Rasulullah. Jika ditinjau dari segi geografis, ulama mengatakan demikian; Mesir: jalur paling Shahih adalah al-Laits, dari Yazin bin Abi Habib, dari Abi al-Khair, dari 'Uqbah bin 'Amir al-Juhni, dari Rasulullah; Mekah: jalur Sufyan bin 'Uyaynah, dari 'Umar bin Dinar, dari Jabir, dari Rasulullah; Yaman: jalur Ma'mar, dari Hammam bin Munabbih, dari Abi Hurairah, dari Rasulullah; Syam: Abdurrahman bin 'Amr al-Auza'iy, dari Hassan bin 'Athiyyah, dari Sahabar, dari Rasulullah; Khurasan: al-Husain bin Waqid, dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, dari Rasulullah.

0 comments:

Post a Comment