Kajian komparasi atau dikenal dengan I’tibar adalah bagaimana hadis yang menjadi objek penelitian diuji secara komparatif. Artinya, Hadis dengan isnad yang ada dicarikan daftar rujukan sebagai bagai perbandingan utamanya ketika memiliki unsur kesamaan, baik secara lafdzi ataupun makna. Hal ini sebagai langkah untuk menemukan daftar rujukan yang saling menguatkan antar jalur dalam konsep Tabi’ atau Syahid.
Kajian I’tibar ini bisa memanfaatkan data pada penelitian salamah min asy-syudzud wa al-ilal. Untuk itu referensinya, hampir sama. Meski demikian, pengembangan harus tetap dilakukan, utamanya untuk menemukan hadis yang semakna atau seirama. Referensi bisa memanfaatkan kitab-kitab Jami’ semacam: 1. Jami’ al-Ahadts oleh as-Suyuhti 2. Jami’ al-Masanid oleh Ibn Katsir 3. Jami’ al-Ushul oleh Ibn al-Atsir 4. Kanz al-‘Ummal oleh al-Hindi 5. Mu’jam al-Mufahras 6. Dls.
Kitab-kitab di atas akan menunjukkan bahwa satu hadis diriwayatkan oleh beberapa jalur mukharrij. Kita tinggal mencari isnadnya yang dilanjutkan dengan penelitian pada masing-masing isnad. Setelah itu, baru kita tahu bahwa jalur mana yang shahih, hasan dan dha’if. Melalui perbandingan ini, kita dapat mengetahui secara hukum, Shahih li Ghairih, Hasan li Ghairih, atau Dha’if li Ghairih.
Untuk kajian I’tibar sebatas antara hadis ke hadis cukup dengan langkah-langkah di atas. Akan tetapi, terkadang satu tema hadis justru diriwayatkan secara maknawi dengan teks hadis yang bisa berbeda, tapi maksud sama. Atau juga memiliki kesamaan misi pada maqashid asy-Syariah yang bisa memperkuat hadis yang kita teliti saat ditemukan kelemahan. Perlu kejelian lebih lanjut, untuk menemukan Tabi’ atau Syahid. Akan tetapi, paling tidak langkah di atas dapat memudahkan untuk melakukan kajian awal.
0 comments:
Post a Comment