Saturday, January 13, 2018
Menelusuri Hadis dari Kata Kunci Tema
Ketika kita hanya menemukan potongan hadis, tidak dari awal, melainkan kontennya saja, atau hanya satu kata (kalimah) yang menjadi inti pembahasan. Untuk hal ini, sebenarnya bisa mencari langsung di kitab-kitab mutun yang telah mengelompokkan hadis dalam babnya. Akan tetapi, langkah ini membutuhkan waktu yang cukup lama, terlebih konten hadis belum dipahami dengan baik; hadis yang dicari masuk dalam bab apa?
Hal yang dapat membantu kesulitan adalah dengan memanfaatkan buku atau kitab indeks hadis. Buku Concordance et Indces De La Tradition Musulmane atau juga dikenal dengan Mut’jam al-Mufahras li Alfadz al-Hadis salah satu kitab indeks hadis yang bisa digunakan untuk membantu dalam penelusuran Hadis. Buku yang ditulis oleh A. J. Wensinck ini memuat indeks hadis-hadis yang termuat dalam kutub as-Sittah, ditambah Muwaththa’ Imam Malik, Musnad Imam Ahmad bin Hambal dan Sunan ad-Darimi.
Perbedaan penerbit yang dijadikan daftar rujukan oleh Mu’jam al-Mufahras dan kitab yang beredar tetap menjadi kendala utama. Hanya kemudian, pada masing-masing hadis yang dijadikan rujukan dicantumkan babnya, sehingga memudahkan peneliti untuk melacak hadis, meski cetakan dari kitab yang dijadikan daftar rujuan berbeda penerbit.
Kendala lain pada buku ini adalah terbatasnya sumber pada sembilan kitab di atas, sementara hadis-hadis Nabi tersebar dalam ratusan kitab. Akan tetapi, muatan pada sembilan kitab rujukan sudah mewakili sebagian besar hadis-hadis yang tersebar di masyarakat dan kitab-kitab karya ulama terdahulu. Paling tidak, ada konten yang sama pada hadis yang diteliti dengan hadis pada sepuluh kitab di atas.
Namun demikian, secara keseluruhan buku ini sangat membantu peneliti hadis, baik dalam kajian takhrij al-hadis (otentikasi hadis), i’tibar (perbandingan sanad), atau bahkan maudhu’ al-hadis (tematis).
Untuk mengoperasikan buku ini, perlu memahami kode-kode yang menjadi petunjuk di mana hadis yang ditelusuru termuat. Kode-kode pada buku ini, memiliki kesamaan dengan kode yang dirumuskan oleh Ibn Hajar dalam kitab Tahdzib at-Tahdzib-nya. Kode-kode pada kitab hadis akan disajikan pada bab IV, Insya-Allah.
Cara lain yang harus diperhatikan adalah kata kunci yang digunakan merujuk pada masdar tsulatsi. Mirip cara pengoperasian kamus Arab-Indonesia, semacam al-Munawwir. Meski juga, kata kunci kalimat asal juga bisa dilacak secara langsung.
Ambil contoh, kita akan mencari tema tentang Tsaubun, di mana saja hadis yang membicarakan hal ini? Di dalam Mu’jam al-Mufahras akan ditunjukkan hadis-hadis berkaitan dengan kata Tsaub dengan ragam kata turunannya, baik bermakna pahala atau baju, tentu juga mukharrij yang mengoleksi hadis tersebut di kitab mereka. Terkait dengan kata Tsaub, misalnya, bisa dibuka pada jilid I halaman 307 s.d. 313. Contohnya pada hlm 312 berkaitan dengan kafan Nabi:
أن رسول الله صلى الله عليه وسلم كفن في ثلاثة أثواب
خ جنائز 18، 23، 94،24" م جنائز 0045، 46، 47، د جنائز 30، ت جنائز 20، ن جنائز 0039" جه جنائز 0011" ط جنائز 5—7" حم 6، 40، 93، 117، 132، 165، 204، 214، 221.
Kata Atswab adalah kata turunan berupa jama’ dari Tsaub. Melihat kode yang ditunjukkan, hadis ini berarti diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam at-Tirmidzi, Imam Nasa’i, Imam Ibn Majah, Imam ath-Thabrani dan Imam Ahmad bin Hanbal. Tinggal merujuk kitab-kitab yang ditunjukkan melalui bab dan halaman.
Termasuk juga pada kata Tsawab yang masuk pada formasi hadis yang berkaitan dengan pahala haji:
وليس للحجة المبرورة ثواب إلا الجنة
ت حج 2" ن حج 3، 5" د مناسك 7" حم 1، 287
Dengan demikian, hadis ini dapat dilacak di kitab Sunan at-Tirmidzi bab Haji, Sunan an-Nasai bab Haji, Sunan Abi Daud Bab Manasik dan Musnad Imam Ahmad. Di empat kitab inilah kita akan mengetahui sanad hadis yang lengkap. Tinggal kita mencatat hadis dan seluruh nama rawi dalam rangkaian isnad.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment