Saturday, January 13, 2018
Menelusuri Hadis dari Kata Kunci Sahabat Penerima Hadis
Dalam kitab kuning, penyebutan hadis kadang langsung menyandarkan pada seorang Sahabat Nabi yang menerima langsung dari Rasulullah. Ketika demikian, langkah penelusurannya adalah dengan memanfaatkan kitab-kitab munad atau Mu’jam, seperti kitab Jami’ al-Masanid wa as-Sunan yang ditulis oleh al-Hafidz al-Muhaddits al-Muarrikh Ibn Katsir. Kitab dengan 37 jilid ini merangkum hadis-hadis dalam kitab Musnad dan Sunan yang diklasifikan dalam nama Shahabat sebagai perawi hadis dari Rasulullah.
Kitab lainnya yang bisa dimanfaatkan adalah:
1. Kitab Mu’jam yang ditulis oleh Imam Thabrani (w. 360), mulai Mu’jam ash-Shaghir, al-Awsath hingga al-Kabir. Dalam Mu’jam al-Kabir-nya, Imam Thabrani merangkaum sekitar enam ribu hadis yang dirunut dengan sitem kamus sesuai huruf Hijaiyah. Hanya saja, untuk hadis melalui Abu Hurairah, disendirikan dalam karya tersendiri. Sementara dalam Mu’jam al-Awsath dan ash-Shaghir dirunut sesuai urutan guru-guru Imam Thabrani.
2. Kitab al-Musnad al-Jami’ yang di-tahqiq dan disusun oleh lima orang; Dr. Basysyar ‘Awwad Ma’ruf, Sayyid Abu al-Ma’athi Muhammad an-Nuri, Ahmad ‘Abdirrazzaq ‘Id, Ayman Ibrahim az-Zamili, dan Mahmud Muhammad Khalil. Kitab ini cukup mudah karena sudah tidak menggunakan kode-kode dalam penulisan, tapi langsung menyebut kitab dan rawinya.
Langkah pengoperasian kitab jenis ini adalah dengan memahami kata kunci pada nama Sahabat yang menerima langsung dari Nabi. Pada masing-masing hadis akan diberi kode, oleh siapa saja hadis tersebut diriwayatkan dan dikeluarkan oleh mukharrij dalam kitab mereka. Akan tetapi, pada kitab al-Musnad al-Jami’ tidak menggunakan kode lagi dan penyusunannya mengikuti sistem Mu’jam. Tinggal kita cari huruf awal pada nama Shahabat yang kita cari.
Semisal kita akan melacak hadis Khalid bin Walid yang kebingungan saat kehilangan kopiahnya di peperangan. Ternyata di dalamnya terdapat rambut Nabi, dan menyebutkan hadis bahwa sahabat berebutan rambut Nabi saat tahallul dalam pelaksanaan umrah. Ketika akan melacaknya di Mu’jam al-Kabir oleh Imam Thabrani, disebutkan “Bab man ismuhu Khalid.” Dari rentetan hadis yang disebutkan ditemukan demikian:
حَدَّثَنَا عَلِيُّ بن عَبْدِ الْعَزِيزِ ، حَدَّثَنَا سَعِيدُ بن مَنْصُورٍ ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْحَمِيدِ بن جَعْفَرٍ ، عَنْ أَبِيهِ ، أَنَّ خَالِدَ بن الْوَلِيدِ فَقَدَ قَلَنْسُوَةً لَهُ يَوْمَ الْيَرْمُوكِ ، فَقَالَ : اطْلُبُوهَا فَلَمْ يَجِدُوها ، فَقَالَ : اطْلُبُوهَا ، فَوَجَدُوهَا فَإِذَا هِي قَلَنْسُوَةٌ خَلَقَةٌ ، فَقَالَ خَالِدٌ : اعْتَمَرَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَحَلَقَ رَأْسَهُ ، فَابْتَدَرَ النَّاسُ جَوَانِبَ شَعْرِهِ ، فَسَبَقْتُهُمْ إِلَى نَاصِيَتِهِ فَجَعَلْتُهَا فِي هَذِهِ الْقَلَنْسُوَةِ ، فَلَمْ أَشْهَدْ قِتَالا وَهِيَ مَعِي إِلا رُزِقْتُ النَّصْرَ.
Selain itu, bisa pula dengan menggunakan kitab yang secara khusus ditulis melalui pengelompokan riwayat sahabat dalam satu musnad terntentu, seperti musnad yang sampai pada Abu Bakar atau khalifah lainnya. Dengan model ini, berarti kita akan melacak hadis-hadis yang diriwayatkan oleh sahabat tertentu dan itu sudah terkumpul dalam satu kitab.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment